Connect with us

Tangerang

Pilar Saga Bersama Kepala Dinas SDABMBK Kembali Tertibkan Kabel Fiber Optik Semrawut di Tangerang Selatan

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus melakukan penataan infrastruktur perkotaan dengan menertibkan kabel fiber optik yang semrawut di berbagai ruas jalan. Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan bersama Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Robbi Cahyadi turun langsung meninjau proses penertiban di empat titik utama, yaitu Jalan Raya Serua, Jalan Merpati, Jalan Raya Kompas dan Jalan WR Supratman.

Pilar Saga Ichsan menjelaskan bahwa program penataan kabel ini sudah berjalan sejak tahun lalu dan akan terus dilakukan secara berkelanjutan.

“Hari ini kami melakukan penertiban di Jalan Serua Raya. Tahun lalu, kami sudah bekerja sama dengan APJATEL dalam melakukan penertiban di beberapa lokasi seperti Maruga Raya, Parakan, Ciater, Serua Raya, Menjangan, WR Supratman, dan Candrawasih. Insya Allah, tahun ini program ini akan terus berlanjut di titik-titik lainnya,” jelas Pilar.

Salah satu langkah yang dilakukan dalam penertiban ini adalah memotong kabel optik yang sudah direlokasi ke bawah tanah, sekaligus menghilangkan tiang-tiang kabel yang tidak lagi digunakan.

“Saat ini, kami sedang dalam proses pembersihan kabel-kabel lama yang sudah tidak digunakan. Kabel yang masih terlihat di atas itu sebenarnya sudah tidak aktif lagi, dan kami lakukan pemotongan agar lebih rapi,” tambahnya.

Selain itu, Pilar juga menegaskan bahwa Pemkot Tangsel terus berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Banten untuk penataan kabel di jalan-jalan provinsi.

“Kami juga berkoordinasi dengan Dinas PU Provinsi Banten untuk melakukan penataan di jalan-jalan Provinsi seperti Jalan Siliwangi dan Pondok Cabe. Pekerjaan di Pondok Cabe juga sudah mulai berjalan. Program ini kami lakukan secara rutin setiap tahun, agar ke depan Tangerang Selatan semakin terbebas dari kabel-kabel semrawut,” paparnya.

Terkait kendala teknis, Pilar menjelaskan bahwa kesiapan pihak provider dalam menyediakan kabel bawah tanah menjadi faktor penentu kecepatan penataan.

“Targetnya tentu secepat mungkin. Namun, kesiapan dari pihak APJATEL dan para provider juga menjadi faktor penentu. Kami mengajak teman-teman penyedia layanan untuk segera menyediakan kabel yang dibutuhkan. Jika kabelnya sudah siap, maka proses pemasangan dan pembongkaran bisa segera dilakukan,” katanya.

Lebih lanjut, Pilar juga menanggapi keluhan warga terkait kabel yang masih semrawut.

“Warga ingin kota ini lebih tertata dengan baik. Tangerang Selatan sendiri termasuk kota yang progresif dalam penataan kabel udara. Menurut APJATEL, Tangsel menjadi salah satu kota yang cukup cepat dalam menertibkan jaringan kabel, dan kami senang bisa bekerja sama dengan mereka. Hasilnya pun sudah mulai terlihat, meskipun belum semua ruas jalan tertata, tetapi setiap tahun kami terus melakukan penataan,” ungkapnya.

Penambahan Lima Ruas Jalan untuk Penertiban

Kepala Dinas SDABMBK Tangsel Robbi Cahyadi menyatakan bahwa pihaknya telah mengalokasikan lima ruas jalan tambahan untuk program penertiban kabel tahun ini.

“Ya, benar. Karena memang kecepatannya seperti itu. Mereka harus menggali jalan, yang tentunya juga memengaruhi kualitas. Tahun ini, kami akan mengalokasikan lima ruas lagi,” ujar Robbi.

Ketika ditanya mengenai ruas-ruas yang sudah ditertibkan, Robbi menyebut beberapa lokasi yang telah selesai.

“Untuk tambahan ruas yang sudah selesai, ada di Jelupang Raya, Pondok Betung, Jalan Pahlawan, Rempoa dan lainnya, totalnya ada lima ruas,” jelasnya.

Namun, ia menegaskan bahwa meskipun kabel telah ditertibkan di beberapa titik, masih ada kemungkinan kabel muncul kembali. “Kita lihat nanti. Yang sudah kita rapikan, kalau ada yang muncul lagi, akan kami potong lagi,” tegasnya.

Terkait peran provider dalam program ini, Robbi mengakui adanya beberapa kendala dalam penertiban kabel. “Ya, saya juga bingung. Seharusnya izin mereka diurus di Kementerian atau Komdigi. Namun, karena ini menyangkut estetika kota, keamanan, serta keselamatan, dan mereka menggunakan ruang publik—jalan—maka kami ikut menertibkan dan menyesuaikannya,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti kabel-kabel yang kembali dipasang setelah ditertibkan. “Contohnya di Jalan Merpati Raya, tadi sudah bersih, tapi muncul lagi beberapa kabel. Itu seperti siklus berulang, jadi harus dipotong lagi,” ujarnya.

Kesulitan Pekerja di Lapangan

Di lapangan, para pekerja yang bertugas merelokasi kabel ke bawah tanah menghadapi berbagai tantangan. Duri (55), salah satu pekerja kabel optik di Jalan WR Supratman, Ciputat Timur, mengungkapkan bahwa kondisi tanah sangat mempengaruhi kecepatan pemasangan kabel.

“Kesulitan masang kabel kalau ada batu dan kerikil, tarikannya berat. Kalau berat, sehari paling bisa 200–300 meter saja,” ujar Duri.

Menurutnya, jika kondisi tanah terlalu keras atau berbatu, timnya harus menggunakan cairan tambahan agar proses penarikan kabel lebih lancar. “Kalau susah, pakai solar aja biar licin,” tambahnya.

Duri juga menjelaskan bahwa dalam satu kali pemasangan kabel, timnya terdiri dari 6 hingga 7 orang, tergantung tingkat kesulitan di lokasi. “Panjang kabel ini sekitar 400 meteran, dan satu tim yang kerja ada 7, kadang 6 orang,” tuturnya.

Dengan adanya kerja sama antara Pemkot Tangsel, APJATEL, dan para provider, diharapkan kota ini semakin tertata dengan baik dan menjadi contoh bagi daerah lain dalam menertibkan jaringan kabel fiber optik. (fid)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer