Connect with us

Banten

Aksi Tsunami Fun Drill 2022 Libatkan Kelompok Rentan di Desa Panggarangan

Published

on

Kabartangerang.com – Desa Panggarangan bersama Gugus Mitigasi Lebak Selatan melaksanakan Tsunami Fun Drill sebagai bagian dari peringatan World Awareness Tsunami Day pada Sabtu, 5 November 2022. Aksi ini melibatkan lebih dari 200 masyarakat Desa Panggarangan. Sebagian besar peserta merupakan bagian dari kelompok rentan, seperti anak-anak, orang dengan disabilitas, ibu hamil, dan lansia.

Ketua Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) Anis Faisal Reza mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya terus menerus yang dilakukan GMLS untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di wilayah Desa Panggarangan terhadap potensi gempa besar megathrust dan tsunami yang mengancam wilayah tersebut.

Pelibatan kelompok rentan dalam Tsunami Fun Drill juga merupakan bagian dari usaha GMLS untuk menginklusikan semua kelompok masyarakat yang ada di Desa Panggarangan. “Harapannya, seluruh kelompok masyarakat dapat siap menghadapi bahaya gempa dan tsunami yang mungkin terjadi di wilayah ini,” ungkap Anis.

Tsunami Fun Drill merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai upaya untuk melatih respon masyarakat guna siap menghadapi ancaman tsunami yang mengancam masyarakat di wilayah pesisir pantai.

Daryono selaku Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia, tepatnya pada sembilan masyarakat siaga tsunami, yakni Panggarangan, Tambakrejo, Glagah, Kemadang, Tanjung Benoa, Pangandaran, Kuta Mandalika, Purus, dan Lolong Belanti.

Baca juga : Desa Panggarangan, Desa Pertama di Banten Target Verifikasi Lapangan Tsunami Ready Community UNESCO-IOC BANTEN

Pengamat Meteorologi dan Geofisika BMKG Admiral Musa Julius selaku fasilitator pada kegiatan Tsunami Fun Drill di Panggarangan mengatakan, simulasi respon gempabumi dan tsunami yang dilangsungkan hari ini berjalan dengan lancar. Meski begitu, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan agar proses evakuasi bisa lebih baik, seperti misalnya jalan yang cukup berbatu dan berpotensi menghambat proses evakuasi.

“Jalan berbatu ini berpotensi menyebabkan pelintas terjatuh atau terpeleset, apalagi cukup banyak masyarakat yang merupakan kelompok rentan di jalur evakuasi tersebut,” kata Admiral.

Desa Panggarangan dan GMLS juga didukung oleh berbagai lapisan masyarakat seperti Aparatur Desa, Gerakan Masyarakat (Germas) Desa, Polsek Panggarangan, TNI AD, TNI AL, SDN 3 Panggarangan, SKH Purnama, serta kolaborator dari GMLS, yakni BSI Maslahat, RAPI, Kidzsmile Foundation, UMN, PMI Kecamatan Bayah, dan IOF. (rls/bd)

Source

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer