Connect with us

Nasional

Fahri Hamzah: Jokowi Bukan Pemimpin Intelektual, He’s Not an Intelectual

Fahri Hamzah: Jokowi Bukan Pemimpin Intelektual, He’s Not an Intelectual

Kabartangerang.com.COM- Fahri Hamzah sudah resmi pensiun sebagai anggota DPR. Meski demikian, dia masih cukup sering melancarkan cuitan-cuitan melalui akunnya@Fahrihamzah. Termasuk juga diundang sebagai narasumber.

Teranyar, Fahri tampil sebagai narasumber Pangeran Siahaan #pangeranmingguan di laman you tube @Asumsisco. Dalam keterangan awal video yang sudah 37.390 x ditonton dan diupload 1 Okt 2019 ini, disinyalir wawancaranya sehari sebelum Fahri Hamzah resmi pensiun dari

“Pangeran Mingguan kembali berdialog dengan Fahri Hamzah, namun kali ini berbeda. Karena saat ini merupakan hari terkahir dari Wakil Ketua DPR RI yang dikenal kontroversial, sebagai wakil rakyat. Diakhir periodenya, banyak protes dari mahasiswa dan masyarakat sipil terhadap,” tulisnya.

Dalam tayangan you tube ini, host #pangeranmingguan bertanya terkait dengan kontroversi RKUHP yang dijawab Fahri dengan sangat gamblang. Hingga tibalah pada sesi dimana Fahri mengatakan agak kritis terhadap Jokowi. Tepatnya pada menit 8.29.

“Saya boleh mengatakan, agak kritik saya pada Pak Jokowi. Pak Jokowi itu pertama secara intelektual dia bukan pemimpin intelektual, Pak Jokowi apa namanya, kosakatanya, bukan kosa kata kaum intelektual. “Personaly he’s not an intellectual,” katanya.

“Dia enggak ngerti ini perdebatan ideologi dan sebagainya. Dia nggak paham. Tapi masalahnya dia dipilih rakyat, sudah dipilih rakyat. Apapun dia, harus diterima karena begitulah cara kita menghargai suara rakyat, yang dari rakyat itu mengalirlah itu suara Tuhan begitu kan ‘vox populi vox dei’ itu udah terima aja,” sebut Fahri.

Fahri juga mengkritisi juru bicara Presiden yang sepertinya enggan pasang badan untuk Jokowi. Sehingga, setiap ada masalah tanpa ada yang memasang untuk dirinya, reputasi Jokowi sebagai seorang pemimpin Negara tergerus.

“Cuman sayangnya juga, juru bicaranya juga nggak ada yang pasang badan. Akhirnya dilempar semua ke presiden, tergeruslah reputasi presiden. Sebelum dilantik sudah didemo orang. Sebenarnya ini manajemen dalam pemerintahan, bagaimana mengelola pikiran pikiran, demokrasi itu adalah tentang mengelola pikiran. Itu kelemahan pemerintahan ini,” katanya.

Belum selesai Fahri jawab, si host langsung menimpali, itu ngga abang sebagai undangan untuk masuk pemerintahan?

Usai tertawa, Fahri lantas menjawab tidak. Alasaya, dia sudah hampir 20 tahun dalam pemerintahan. “Menurut saya, biar aja pemerintahan ini mengambil jalannya begitu ya. Tapi jangan sampai tercipta gelombang konflik yang lebih besar hanya karena pemerintah ini tidak capable. Kita ingin demokrasi kita itu terjadwal. Kalau bisa 5 tahun, jangan sampai pemerintah jatuh ditengah jalan,” tegasnya.[asa]

 

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer