Connect with us

Nasional

Mantan Menpora: Jangan Karena Tikus Seekor, Lantas Kemenpora Dibakar Dong

Published

on

Mantan Menpora: Jangan Karena Tikus Seekor, Lantas Kemenpora Dibakar Dong

Kabartangerang.com- Perubahan nomenklatur Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada postur kabinet Jokowi periode kedua sejatinya dipertimbangkan lagi. Mantan Menpora Roy Suryo mengatakan, perubahan nomenklatur itu diakuinya sebagai respons istana atas banyaknya kasus yang menimpa lembaga itu. Banyak pembisik Jokowi yang mengusulkan agar ada perubahan nomenklatur Kemenpora.

Teranyar, kasus dugaan korupsi yang menjerat mantan Menpora Imam Nachrawi di penghujung periode pertama Jokowi. Tetapi, kata Politikus Partai Demokrat itu, Jokowi harusnya mengetahui sejarah keberadaan Kemenpora.

“Masukan-masukan kepada presiden itu nggak masalah. Artinya ada mafia-mafia di dalam (Kemenpora) itu terjadi. Tapi kan jangan hanya karena tikus seekor, sarangnya dibakar,” katanya kepada Kabartangerang.com (21/10/2019).

Dia mengatakan, Kemenpora memiliki dua fungsi. Fungsi kepemudaan dan fungsi olahraga. Perubahan nomenklatur membuat dua fungsi itu terpecah. Fungsi olahraga dikelola badan olahraga, sementara fungsi kepemudaan dilebur ke Kementerian Pendidikan.

Padahal, kata dia, Jokowi harus ingat dengan sejarah peran pemuda di Indonesia. Menpora pertama, Wikana merupakan salah satu pemuda yang menculik Soekarno ke Rengasdengklok. Karena peristiwa penculikan itu Soekarno akhirnya mendeklarasikan kemerdekaan. Jasa Wikana itu tak boleh terhapus di era kedua Jokowi ini.

“Lebih penting dari itu, hampir seluruh tokoh yang berkiprah di lembaga negara, bahkan memimpin MPR, DPR, Menteri adalah mantan tokoh pemuda. Dan yang menghandle semua organisasi kepemudaan itu Kemenpora. Kalau sekarang di handle kementerian pendidikan bisa jadi itu riweh (ribet) banget,” ujar ahli telematika itu.

Dia khawatir, dengan dilebur ke kementerian pendidikan, seluruh organisasi-organisasi kepemudaan itu bakal tak terarah dengan baik seperti selama ini. “Ini akan membuat organisasi kepemudaan ini seperti anak ayam kehilangan induknya,” ujarnya.[sgh]

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer