Connect with us

Kota Tangerang

Kampung Belajar New Normal Hadir di Kecamatan Pinang

Published

on

Kabartangerang.com- Warga di wilayah RT07 RW02 Kelurahan Sudimara Pinang, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang mendirikan Kampung Belajar New Normal.

Pembentukan kampung belajar itu dibentuk bertujuan agar anak-anak tetap semangat untuk belajar di saat liburan sekolah selama pandemi covid-19.

Penggagas Kampung Belajar New Normal, Agung Agustianto mengatakan, program itu dibentuk untuk menjawab kerinduan anak-anak kembali bersekolah dan memberikan sosialisasi dan edukasi bagi anak-anak warga di wilayah RT07, agar tetap menjalankan aktivitas belajar secara aman di ruang terbuka sesuai penerapan protokol kesehatan.

“Ini adalah terobosan warga agar anak-anak mereka tidak bosan karena selalu belajar di rumah akibat pandemi covid-19. Tapi tetap menerapkan protokol kesehatan covid-19,” ujar Agung, Jumat, 19 Juni 2020.

Agung menuturkan, kegiatan ini rencananya berlangsung selama dua pekan (15-22 Juni 2020). Berbagai kegiatan edukatif yang dilakukan di antaranya pelatihan kewirausahaan, kelas kreatif membuat kerajinan, kelas hidroponik, kelas menabung sampah, hingga kelas bermain.

“Tapi tiap hari berbeda kegiatan yang kita ajarkan ke anak-anak, biar enggak bosan mereka. Ini adalah pilot project dan berharap tiap RT di Pinang mengikuti kegiatan seperti ini,” katanya.

Agung menambahkan, pihaknya mendirikan kampung belajar new normal ini tidak disokong dalam hal apapun oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, melainkan hasil swadaya warga.

“Iya ini murni hasil swadaya warga RT07. Kami pun tidak berharap atas hal itu, tapi kami minta pihak Pemkot bisa menciptakan hal serupa ke wilayah lainnya. Agar anak-anak tidak bosan terus belajar di rumah,” jelasnya.

Taufik Azhari warga RT07 yang dipercaya sebagai kepala sekolah kampung belajar new normal itu, menjelaskan pihaknya juga turut menyertakan Puskesmas sekitar untuk dapat menyediakan cairan disinfektan dan hand sanitizer kepada anak-anak.

“Karena kita enggak punya alat seperti itu, makanya kami minta bantuan ke pihak Puskesmas untuk memberikan fasilitas itu. Kita buka kampung belajar ini, tapi tetap menerapkan protokol kesehatan covid-19,” kata Taufik.

Taufik menceritakan latar belakang berdirinya kampung belajar new normal karena para orangtua mencemaskan anak-anaknya tanpa aktifitas di dalam rumah dan telah mencapi titik kejenuhan. Hal inilah yang menjadi pembahasan bersama warga lain dan mendapat dukungan.

“Berawal dari ronda para orangtua yang mengkhawatirkan anak-anaknya tidak lagi beraktivitas selama 3 bulan masa PSBB. Warga kemudian berinisiatif untuk melakukan inovasi agar anak-anak semakin berkembang. Maka tercetuslah kampung ini. Ini inovasi warga sekitar. Anak-anak sudah jenuh di rumah saja karena adanya pandemi ini,” terangnya.

Taufik menuturkan, di sekolah tersebut terdapat sejumlah kursi plastik dengan jarak 1,5 meter. Murid bersama para orangtua yang mendapinginya diharuskan menggunakan masker dan face shield.

“Ada sekitar 25-an anak yang belajar di sini. Mulai dari SD sampai SMP,” katanya.

Untuk yang mengawasi sekaligus membimbing kegiatan itu, Taufik menambahkan, dibantu oleh warga yang telah duduk di bangku SMA hingga perguruan tinggi.

“Artinya kita di sini saling berbagi ilmu pengetahuan kepada anak-anak. Ini sangat bermanfaat untuk menunjang kegiatan belajar anak-anak di wilayah kami, para orangtua juga terbantu karena ada alternatif media belajar selama anak-anak belum kembali ke sekolah,” jelasnya.(rik)

Source

Populer