Connect with us

Nasional

Jelang Abad Kedua, Gerakan Kebangkitan Baru Nahdlatul Ulama Dorong Transformasi Organisasi Sasar Dunia Sains dan Teknologi

Menjelang peringatan satu abad kedua Nahdlatul Ulama (NU), wacana transformasi organisasi kembali menguat. NU mulai menyiapkan langkah strategis untuk memperluas kontribusinya, tidak hanya di bidang keagamaan, sosial, dan kebangsaan, tetapi juga dalam pengembangan sains dan teknologi.

Gagasan tersebut mengemuka dalam diskusi publik bertajuk refleksi dan proyeksi NU menuju abad kedua yang diselenggarakan oleh Gerakan Kebangkitan Baru NU di Sofyan Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (12/12/2025). Kegiatan ini dihadiri sejumlah tokoh, intelektual, serta kader muda NU dari berbagai latar belakang.

Diskusi tersebut menjadi ruang refleksi perjalanan panjang NU selama 100 tahun pertama, sekaligus forum perumusan arah dan wajah organisasi untuk 100 tahun ke depan. Dalam forum itu, para peserta menyoroti perlunya NU melakukan pembaruan strategi agar tetap relevan di tengah perubahan global yang semakin cepat.

 

Inisiator Gerakan Kebangkitan Baru NU, Herry Haryanto Azumi, menyampaikan bahwa NU telah menorehkan capaian besar sepanjang abad pertamanya. Menurutnya, NU bukan hanya berhasil bertahan sebagai organisasi keagamaan, tetapi juga berperan signifikan dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, hingga kancah internasional.

“Selama 100 tahun pertama, NU telah meneguhkan eksistensinya sebagai organisasi keagamaan yang memiliki pengaruh luas di berbagai sektor,” kata Herry dalam diskusi tersebut.

Namun demikian, ia menilai bahwa tantangan di abad kedua akan jauh berbeda. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi digital, dan kecerdasan buatan menuntut NU untuk memperluas medan pengabdiannya agar tidak tertinggal oleh perubahan zaman.

Masuk Ranah Sains dan Teknologi

Dalam paparannya, Herry menegaskan bahwa NU perlu mulai terlibat secara lebih serius dalam pengembangan sains dan teknologi, termasuk teknologi mutakhir seperti artificial intelligence (AI) dan berbagai disiplin ilmu baru yang berkembang pesat secara global.
Menurutnya, bidang-bidang tersebut belum menjadi fokus utama NU selama satu abad pertama. Padahal, perkembangan sains dan teknologi kini memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan, dan bahkan praktik keagamaan.

“Di abad kedua, NU perlu merumuskan wajah barunya. Salah satunya dengan mulai memasuki ranah sains dan teknologi yang selama ini belum tergarap secara maksimal,” ujarnya.

Ia menambahkan, keterlibatan NU di sektor ini bukan semata-mata mengikuti tren, melainkan sebagai upaya strategis agar nilai-nilai keislaman, kemanusiaan, dan kebangsaan tetap hadir dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern.

Peran Generasi Muda NU

Herry juga menyoroti besarnya potensi generasi muda NU sebagai motor transformasi tersebut. Ia menyebut, saat ini semakin banyak kader muda NU yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi terkemuka, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dengan latar belakang keilmuan yang beragam.

Menurutnya, sumber daya manusia ini menjadi modal penting bagi NU untuk berkontribusi secara nyata di dunia sains dan teknologi.

“Banyak anak muda NU yang belajar di universitas ternama dunia. Ini adalah peluang besar agar NU dapat berperan lebih jauh dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” katanya.

Keterlibatan generasi muda tersebut diharapkan tidak hanya memperkuat posisi NU di tingkat nasional, tetapi juga mendorong NU tampil sebagai aktor global yang relevan dengan isu-isu kontemporer.

Menata Wajah NU di Abad Kedua

Diskusi publik ini menjadi bagian dari upaya yang lebih luas untuk menata kembali arah NU memasuki abad kedua. Selain membahas peran di bidang sains dan teknologi, forum tersebut juga menyinggung pentingnya pembaruan strategi organisasi agar tetap adaptif terhadap dinamika sosial, ekonomi, dan geopolitik global.

Para peserta diskusi sepakat bahwa NU perlu menjaga akar tradisi dan nilai keislaman yang telah menjadi fondasi organisasi, sembari membuka diri terhadap inovasi dan pembaruan. Transformasi tersebut dinilai penting agar NU tetap mampu menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya.

Dengan memasuki abad kedua, NU dihadapkan pada pilihan untuk tidak sekadar mempertahankan warisan sejarah, tetapi juga membangun peran baru yang lebih progresif. Keterlibatan aktif di bidang sains dan teknologi dipandang sebagai salah satu langkah strategis untuk memastikan NU tetap menjadi kekuatan sosial-keagamaan yang relevan dan berpengaruh di masa depan.

Populer