Connect with us

Tangerang

Ternyata Masih Banyak Warga Tangsel yang Buang Air Besar Sembarangan

Published

on

Di Kota Tangsel dengan motto modern, cerdas, relijius masih ada ratusan warga yang buang air besar sembarangan (BABS) sembarangan.

Perilaku tak sehat tersebut ternyata hampir tersebar di seluruh kecamatan di Kota Tangsel.

Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengaku warga yang BABS tersebut masih dapat ditemui di sejumlah sudut Kota Tangsel, seperti wilayah Ciputat, Setu, dan lainnya.

“Bukan di Ciputat saja, Setu ada, Serpong ada. Ada di kecamatan lain juga. Saya jumlah tidak begitu hafal,” katanya saat Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Ciputat pada Rabu, (9/3/2022).

Menurutnya, kebiasaan buruk tersebut bukan hanya menyangkut pada permasalahan ekonomi saja. Namun juga karena rendahnya kesadaran masyarakat menerapkan pola hidup sehat.

“Ya itulah, salah satu target pembangunan kita. Masyarakat juga harus membangun kesadarannya. Saya yakin ini tidak murni permasalahan ekonomi. Ini permasalahan habbit, kebiasaan,” ujar pria yang biasa disapa Bang Ben ini.

Untuk itu, selain menyiapkan bantuan fisik berupa pembangunan sanitasi yang layak, ia juga akan fokus untuk melakukan sosialisasi terkait pola hidup sehat kepada masyarakat.

“Makanya kita intervensi dulu. Fisik kita siapin, tapi sosialisasi dulu. Tingkatan sosialisasi untuk jangan buang air di jamban apung. Saya lagi intervensi terus nyari CSR dan perbankan untuk bikinin itu. Saya juga menggandeng TNI Polri untuk sosialisasinya. Membangun kesadaran yang penting mah,” tuturnya.

Sementara Camat Ciputat, Bachtiar Priyambodo, mengaku untuk di wilayahnya terdapat sekitar 118 keluarga yang masih berperilaku demikian.

“Masih ada 118 masyarakat atau kepala keluarga yang berperilaku BABS atau sanitasinya tidak layak. Paling banyak di Jombang, ada 86 titik,” paparnya.

Ia menjelaskan, saat ditinjau ternyata ada beragam alasan yang membuat warganya berperilaku demikian. Terutama di Kelurahan Jombang.

“Jadi ada yang memang kebiasaan. Kaya ada orang yang udah sepuh, gak biasa buang di MCK gitu ya. Ada pula yang memang sebenarnya closet punya, tapi dia buang di sungai. Nah banyak itu di Jombang. Memang letaknya di bantaran kali,” terangnya.

Bachtiar mengatakan, selain di Jombang kondisi serupa juga ditemui di wilayah lainnya.

“Memang tersebar. Untuk di Cipayung itu kosong. Kemudian informasi terakhir, di Kelurahan Ciputat juga sudah ada bantuan, jadi mol. Jadi memang paling banyak Jombang, makanya kita fokus,” tegasnya.

Kata Bachtiar, salah satu solusi adalah dengan mencarikan bantuan pembangunan fisik kepada beberapa CSR dan perusahaan-perusahaan lain.

“Karena memang enggak bisa menggunakan APBD, karena memang lahannya pribadi. Makanya kita sudah menyampaikan ke forum CSR. Kita pelan-pelan apa yang nanti diberikan kita bangunkan. Tapi itu pun kita harus lihat skala prioritas,” terangnya.

Selain itu, Bachtiar juga akan menggandeng Puskesmas untuk menggalakkan pola hidup sehat kepada masyarakat.

“Kalau di Jombang ternyata hampir satu RT. Nanti kalau yang itu satu RT, akan kita buatkan komunal. Ya nanti harus berkelanjutan. Kita akan kerjasama juga dengan Puskesmas untuk sosialisasi terkait pola hidup sehat,” tandasnya. (Red)

Populer