Connect with us

Tangerang

MUI Tangsel Gelar Pelatihan Pemulasaran Jenazah

Published

on

Sedikitnya 60 peserta mengikuti “Pelatihan Teknis Pemulasaran Jenazah” yang digelar oleh MUI Kota Tangsel. Selain mendapatkan ilmu berupa teori mereka juga lakukan praktek langsung. Pelatihan tersebut diadakan pada Rabu (16/03/2022) di aula Gedung Kelembagaan Jalan Siliwangi, Pamulang.

Ketua Umum MUI Kota Tangsel, KH Saidih, saat membuka acara menyampaikan bahwa ilmu tentang pemulasaran jenazah sangat penting bagi kaum muslimin. Sebab ilmu ini dibutuhkan di tengah masyarakat. Pemulasaran jenazah harus sesuai syariat Islam, sebab Islam dalam memandang derajat manusia itu sangat tinggi, sehingga jenazah harus ditangani dengan baik.

“Maka dari itu dilakukan pelatihan pemulasaran jenazah angkatan pertama. Nanti ada angkatan berikutnya,” ujarnya.

Sekretaris Dinas Sosial Kota Tangsel, Heli Slamet, memberi apresiasi kepada MUI Tangsel yang telah menyelenggarakan pelatihan pemulasaran jenazah ini. Sebab ilmu-ilmu seperti ini digunakan kapan saja oleh para amil di lingkungan masing-masing. Pengalaman buruk telah menghantui dunia sejak Covid-19 muncul. Betapa tidak, saat kasus naik kematian meningkat sehingga dibutuhkan orang-orang yang dapat menangani pemulasaran jenazah.

“Kita pernah kewalahan akibat dalam satu hari mencapai 40 jenazah. Maka diharapkan akan banyak masyarakat yang berminat ikut serta belajar bagaimana tata cara pemulasaran jenazah,” ungkapnya.

Para pemateri yang mengisi terdiri dari KH Hasan Musthofi, KH Bahruddin, keduanya dari MUI Tangsel, sedangkan dua narasumber lainnya yakni Kasi Pemakaman pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Tangsel, Nazmudin dan satunya dr. Strida Indieni dari Dinas Kesehatan Kota Tangsel.

KH Hasan Musthofi menyampaikan bahwa kenapa harus ada pemakaman? Tentunya bertujuan untuk memuliakan jenazah agar terhindar dari gangguan atau serangan lain termasuk binatang buas.

Dirinya juga menjelaskan secara runut mulai dari menjenguk orang sakit, dan apa yang harus dilakukan bagi keluarga yang sakit saat menghadapi kematian atau sakaratul maut. Selain menjelaskan hal yang harus dihindari saat sakaratul maut.

“Dan berikut tanda seseorang mendekati kematian kakinya lemas, hidungnya pesek ke dalam, pelipisnya cekung, kulitnya seakan-akan kasar, dan matanya tidak ada bayangan atau pandanganya kosong,” ujarnya yang menyajikan materi dengan tema “Pemulasaran Jenazah Menurut Syariat Islam.”

Dirinya juga menjelaskan tentang tatacara memandikan sampai mengkafani baik mayit laki-laki dan wanita, tata cara shalat jenazah, hingga tata cara menguburkan mayit dan membacakan talqin.

dr Strida Indieni dari Dinas Kesehatan Kota Tangsel mengatakan, dalam penanganan jenazah di tengah pandemic perlu kehati-hatian dan selalu menggunakan alat pelindung diri.

“Virus lebih bahaya dari bakteri dan bisa bermutasi sehingga banyak varian. Virus sifatnya sangat kuat. Pertama dilakukan pemulasaran secara Islam, kemudian dimandikan dengan desinfeksi dan menutup lubang-lubang seperti mata, telinga, hidung mulut. Kemudian dibungkus kantong plastik, lalu dibungkus kain kafan dan bungkus plastik lagi kemudian dimasukan ke peti. Kalau tidak ada peti kantong jenazah,” jelasnya.

Para peserta juga melakukan praktek langsung tata cara mengkafani salah satu peserta yang dengan sukarela mereka mau. Jadi prakteknya tak lagi menggunakan boneka, tapi sungguh orang sungguhan.

Menurut rencana akan diadakan pelatihan lanjutan agar para peserta benar-benar mengerti tata cara mengurus jenazah sesuai syariat. (afm/fid)

Populer