Connect with us

Bisnis

Dukung Swasembada Gula Konsumsi 2028, PTPN Group Launching Penguatan Tebu Rakyat

Published

on

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menggelar peluncuran Program Penguatan Tebu Rakyat melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk mendukung target swasembada gula konsumsi pada tahun 2028. Acara ini berlangsung di Whiz Luxe Hotel Spazio, Surabaya, pada Rabu (21/08/2024).

Selain peluncuran Program Penguatan Tebu Rakyat, SGN juga memperkenalkan program-program unggulan seperti Penyaluran KUR Khusus, Ekosistem Digitalisasi Tebu Rakyat, dan pengukuhan 2.150 karyawan SGN sebagai Satgas yang bertugas mengawal program tersebut.

Dalam sambutannya, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menegaskan bahwa transformasi industri gula PTPN merupakan keharusan karena dampaknya bagi kesejahteraan masyarakat luas. “Kami sadar betul bahwa di balik kesuksesan kami, ada kontribusi besar dari petani, mengingat lebih dari 260 ribu hektare dari total 500 ribu ha luas lahan nasional merupakan tebu rakyat,” katanya.

Ghani juga bersyukur karena transformasi dan restrukturasi yang dilakukan PTPN telah membuahkan hasil positif, baik dari sisi kinerja keuangan maupun operasional perusahaan. “SGN berhasil mencatatkan laba setelah mengalami tantangan keuangan yang berat, dengan laba tahun lalu sebesar Rp52 miliar yang meningkat sepuluh kali lipat menjadi Rp500 miliar tahun ini,” tambahnya.

Abdul Ghani menekankan bahwa PTPN Group terus berkomitmen untuk mewujudkan swasembada gula nasional dengan memanfaatkan program-program yang sudah ada tanpa bergantung terlalu banyak pada dana APBN. “Salah satu kesulitan yang paling besar itu adalah ketika KUR yang dibatasi oleh plafon. Namun saya harus berterima kasih kepada semua pihak karena tantangan tersebut saat ini sudah terselesaikan,” ungkapnya.

Direktur Utama PT SGN, Mahmudi, menyatakan bahwa peningkatan kesejahteraan petani merupakan kunci utama dalam mencapai swasembada gula. Untuk itu, pihaknya telah mengembangkan program internal yang mencakup pemantapan operasional 36 pabrik gula di seluruh Indonesia serta penguatan ekosistem tebu rakyat. “Meskipun tantangannya besar, kami yakin dapat mencapai tujuan ini dengan dukungan semua pihak,” katanya.

Dukungan Stakeholder dalam hal ini Kementerian BUMN juga disampaikan dalam kegiatan tersebut, sebagaimana pernyataan Sekretaris Kementerian BUMN, Rabin Indrajad Hattari, yang menganggap keberadaan tebu rakyat sangat strategis dalam mendukung industri gula yang dikelola oleh PTPN.

“Lebih dari 66 persen pasokan tebu nasional berasal dari tebu rakyat, yang setara dengan 119 ribu hektare lahan. Oleh karena itu, dukungan berkelanjutan dari PTPN terhadap petani menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas tebu rakyat,” ujarnya.

Rabin menilai, berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan tebu rakyat sudah dilakukan dengan baik oleh PTPN, seperti melalui program utilisasi, penguatan kelembagaan, pendanaan, dan penyuluhan kepada petani. “Kementerian BUMN juga telah menginisiasi hadirnya Program Makmur sebagai upaya peningkatan produktivitas dan kapabilitas petani tebu yang dapat diaplikasikan dalam program penguatan tebu rakyat bersifat inklusif,” tambahnya.

Pentingnya inklusivitas sektor pangan, termasuk gula, juga disoroti oleh Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), Yulius. “UMKM, termasuk petani gula, memainkan peran penting dalam ekonomi nasional,” katanya.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian, Ferry Irawan, menegaskan bahwa program penguatan tebu rakyat bukan hanya bermanfaat secara ekonomi, tetapi juga secara sosial dan budaya. “Kami siap bersinergi untuk sukses bersama dalam implementasi program ini,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kemenko Bidang Perekonomian, Moch Edy Yusuf, mengajak semua pihak dalam ekosistem tebu rakyat untuk menjalankan masing-masing peran dengan baik. “Sinergi, kolaborasi, dan komitmen antar pemangku kepentingan sangat penting untuk keberhasilan program ini,” katanya.

Dalam rangka mewujudkan swasembada gula nasional, Presiden menetapkan Perpres No. 40 tahun 2023 guna menjamin ketahanan pangan nasional, menjamin ketersediaan bahan baku dan bahan penolong industri, serta mendorong perbaikan kesejahteraan petani tebu.

Swasembada gula nasional ditargetkan tercapai pada tahun 2028 dan swasembada gula untuk kebutuhan industri ditargetkan terwujud pada tahun 2030. Dalam mewujudkan percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioethanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel), disusun peta jalan (road map) yang meliputi: (1) peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton per ha melalui perbaikan praktik agrikultur berupa pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan tebang muat angkut; (2) penambahan areal lahan baru perkebunan tebu seluas 700.000 ha yang bersumber dari lahan perkebunan, lahan tebu rakyat, dan lahan kawasan hutan; (3) peningkatan efisiensi, utilisasi, dan kapasitas pabrik gula untuk mencapai rendemen sebesar 11,2 persen; (4) peningkatan kesejahteraan petani tebu; dan (5) peningkatan produksi bioethanol yang berasal dari tanaman tebu paling sedikit sebesar 1.200.000 KL.

Merujuk pada salah satu road map tersebut, beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah melalui program penguatan tebu rakyat (TR) yaitu melalui intensifikasi percepatan bongkar ratoon, peningkatan rendemen melalui penataan varietas, dan peningkatan capaian produksi. Peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton per hektar, dapat dicapai dengan digitalisasi ekosistem tebu rakyat. Ekosistem Digital Tebu Rakyat (TERA) bertujuan untuk meningkatkan produksi Tebu Rakyat melalui penyediaan berbagai fitur unggulan yang memudahkan petani rakyat bertransaksi.

SGN bersama LPP Agro Nusantara membangun aplikasi bersama yang mencakup sinergitas antara Petani, SGN, serta Perbankan. Aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah petani dalam mengembangkan usahanya.

Selain itu, SGN juga memfasilitasi pendanaan modal kerja untuk petani dengan beberapa dukungan fasilitas akses dan support tentang pendanaan khusus petani tebu antara lain; Untuk petani yang belum bankable Petani TR bisa akses melalui PUMK (Program Pendaanaan Usaha Mikro Kecil) dengan akses melalui BRI; Untuk petani yang cukup mapan (sudah bankable) atau kuat secara finansial, Petani TR bisa akses melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan pendanaan dana bergulir LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir), dan untuk petani dengan plafon maksimal, Petani TR bisa akses melalui KUR kluster khusus.

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer