Connect with us

Kota Tangerang

Komandoi Tawuran Lewat Medsos, Wanita Putus Sekolah jadi DPO

Published

on

Kabartangerang.com- Seorang perempuan berinisial DE yang diduga sebagai komando dibalik tawuran dua kelompok dari wilayah Kotabumi dengan Cadas, yang menewaskan satu orang di Sepatan, Kabupaten Tangerang masih dalam pencarian (DPO) pihak kepolisian.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, perempuan yang tidak lulus sekolah tersebut berperan sebagai koordinator di media sosial.

Lanjutnya, pelaku bertugas merekrut pemuda yang rata-rata masih berstatus pelajar SMA asal Kotabumi.

“Herannya perempuan bisa koordinir suatu tawuran,” ujar Argo dalam jumpa pers di Polres Metro Tangerang Kota, Senin, 10 Juni 2019.

Argo menambahkan, perempuan itu juga yang mengkoordinasi untuk tawuran dengan koordinator kelompok pemuda Cadas yakni seorang pria berinisial R untuk menyepakati lokasi titik tawuran.

Namun, ia menambahkan, ketika tawuran pecah perempuan itu tidak turut dalam bentrokan yang terjadi di depan SD 2 Karet, Kampung Teriti pada Minggu, 9 Juni 2019.

“Dari Kotabumi itu yang mengomandoi DE, ini cewek. Dia menggunakan media sosial untuk bisa dapatkan anggotanya. Jadi dia perannya sebagai admin media sosial. Dia juga yang menantang, yang nulis dan ngajak anggotanya,” jelas Argo.

Dalam peristiwa tersebut, seorang pemuda dari kelompok Cadas berinisial AR, 16, tewas karena mengalami luka bacok dengan senjata tajam di sekujur tubuhnya.

Kepolisian berhasil mengamankan 15 pemuda yang 7 di antaranya berasal dari Kotabumi dan 8 sisanya berasal dari Cadas.

Selain itu, polisi juga menyita sejumlah senjata tajam, lima unit sepeda motor, dan batu sebagai bukti dalam tawuran antar pemuda tersebut.

Argo mengimbau kepada masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan sekitar agar peristiwa serupa tidak terulang di mana pun.

Jika masyarakat atau orangtua melihat anak maupun keluarganya sedang merakit besi untuk dijadikan sebagai senjata tajam, jangan diam.

“Kepada masyarakat kita harus peduli terhadap lingkungan kita. Perantara sosial yang ada kalau melihat anak-anak itu sedang memanasi besi, mukul besi, mau dibuat senjata, tolong ditanya. Jangan dibiarkan saja. Jangan sampai kegiatan itu akan merugikan orang lain,” kata Argo.(rik)

Source

Populer