Connect with us

Kota Tangerang

Waspada Peredaran Obat Palsu, KPK Sidak Apotek di Kota Tangerang

Kabartangerang.com Kefarmasian Perbekalan Kesehatan (KPK) dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang menggelar inspeksi mendadak (sidak) terkait adanya penyebaran obat palsu.

Sidak ini dilakukan di Apotek Grace, Jalan Banjar Wijaya B 1/16, Perumahan Banjar Wijaya, Cipondoh, Kota Tangerang.

Sebelumnya, BPOM mengungkap peredaran obat itu berasal dari sarana ilegal yang mengemas ulang obat generik menjadi obat bermerek (repecking) kemudian dijual dengan harga lebih tinggi.

Bahan yang dipakai dengan obat generik dan mengumpulkan obat-obat kadaluwarsa di apotek-apotek yang ada di Jakarta dan Semarang.

Lalu didistribusikan melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) melalui PT berinisial JKI yang memiliki apotek di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Dr. Sudarto, Kepala Bidang Pelayanan dan Kesehatan Dinkes Kota Tangerang mengatakan, dalam hal ini pihaknya melakukan pengawasan guna meminimalisir penyebaran obat itu.

“Kita datangi salah satu apotek. Kita cek apoteknya berizin atau tidak, stand by atau tidak. Kan ini sudah memenuhi izin ada. Kita lihat sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian,” terang Sudarto kepada wartawan, Rabu, 24 Juli 2019.

Ia menjelaskan, Apotek Grace ini tidak menyetok obat-obatan dari PT. JKI, namun menyetoknya melalui PBF yang berlisensi agar tidak merugikan masyarakat.

“Sidak ini juga kita bersinergi dengan BPOM. Jika ada apotek yang kedapatan menjual produk itu, maka akan kita amankan. Kalau memang ada, ini sangat merugikan orang banyak,” katanya.

“Kebetulan juga di Kota Tangerang kan PBF PT. JKI nya tidak ada. Walau tidak ada, ini salah satu langkah untuk antisipasi kami,” imbuhnya.

Sementara itu, Dra. Setiany Catarina, Apoteker di Apotek Grace mengaku baru mengetahui adanya perbedaan obat palsu tersebut. Selama ini juga apotek di tempatnya tidak memasok obat dari PT. JKI.

“Tidak pernah, saya baru dengar sekarang. Kalau kami masok obat dari Asopal, APL, AMS, MBS, dan yang lainnya,” katanya.

Setiany menambahkan, apoteknya itu selalu mengadalkan barang dari distributor utama. Sebab kata dia, mengingat adanya obat palsu dirinya juga takut.

“Kalau dapat obat palsu cemas juga seandainya itu keluarga kita bagaimana. Untuk penjualan kami sama aja, dan kita selalu membeli obat dari distributor utama,” jelasnya. (ydh)

Source

Populer