Connect with us

Tangerang

Lebih dari 2550 Siswa-siswi RA di Tangsel Ikuti Pendidikan dan Peragaan Manasik Haji

Published

on

SETU (Kemenag Tangel) – Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kota Tangsel pada Rabu (31/08/2022) mengadakan kegiatan Pendidikan dan Peragaan Manasik Haji bagi anak-anak RA se-Kota Tangsel, bertempat di Al Mahmudah Training Center (AMTC) Lubana Sengkol, Setu, Tangsel.

Kegiatan yang mengambil tema “Dengan Pendidikan dan Peragaan Manasik Haji Cilik Bagi Raudhatul Athfal, Kita Tanamkan Dasar-dasar Rukun Islam yang Kelima”, dibuka oleh Kepala Kantor Kemenag Tangsel, Dedi Mahfudin, diikuti oleh 2.552 peserta, 229 pendamping, dan 388 guru.

Turut hadir Kasubbag TU, Asep Azis Nasser, Kasi Penmad, Muhammad Edi Suharsongko beserta staf, pengawas, pengurus IGRA Kota Tangerang, IGRA Kabupaten Tangerang, IGTK Tangsel, Majlis Hikmah, pengurus IGRA Tangsel, Kasi Kesos Kecamatan Setu, Sekretais Kelurahan Muncul, dan Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Muncul.

Dalam sambutannya Kepala Kantor menyambut gembira diadakannya kegiatan tersebut. Dirinya mengatakan bahwa peragaan manasik haji bagi anak-anak RA sangat penting dalam rangka pengenalan agama Islam terutama dalam praktek ibadah haji.

“Kegiatan ini tentunya sangat penting dalam rangka mengenalkan ibadah haji semenjak usia dini. Diharapkan anak-anak sudah mengenal hal-hal yang berkaitan dengan ibadah haji seperti ihram, bacaan talbiyah, thawaf, sa’i, wukuf, dan melontar jumrah.

Kepala Kantor berharap kegiatan tersebut dijadikan tradisi untuk menanamkan keyakinan dan kecintaan terhadap ajaran agama.

“Kegiatan peragaan manasik haji ini sangat positif, karena akan membekas di hati dan dalam ingatan anak-anak didik,” ungkapnya.

Sementara itu, ketua IGRA Tangsel, Aat Muslihat menjelaskan kegiatan tersebut bertujuan untuk menanamkan sikap religius pada diri anak, sekaligus mengenalkan rukun Islam yang kelima yaitu menjalankan ibadah haji.

“Kami berharap melalui kegiatan ini anak-anak belajar prosesi ibadah haji, sehingga mereka memiliki kesadaran sejak dini bahwa ibadah haji merupakan kebutuhan hidupnya, yang pada saatnya mereka dapat melaksanakan ibadah haji setelah mereka dewasa,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menambahkan pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak-anak sejak lahir sampai usia 6 tahun.

“Pendidikan di usia tersebut dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar mereka memiliki kesiapan untuk memasuki Pendidikan lebih lanjut,” ungkapnya.

Peragaan manasik haji ini, sambungnya, dibagi menjadi beberapa Kloter dan rombongan, sehingga tidak terlalu berdesakan. Dipandu dan dijelaskan oleh muthawwif di masing-masing tempat, sehingga akan terekam di dalam memori anak-anak dalam jangka waktu yang cukup lama.

“Anak-anak kita adalah harapan orangtua, generasi dan asset bangsa yang harus kita jaga. Semoga dengan manasik haji ini dapat memberikan pendidikan awal menuju generasi yang Islami di masa depan,” tuturnya.

Selepas acara pembukaan, anak-anak usia 4-6 tahun mengucapkan Talbiyah dan celoteh riang saat mengikuti peragaan praktek Manasik Haji ini. Mereka memperagakan thawaf mengelilingi miniatur Ka’bah, sa’i, wukuf di Arafah, Mabit di Mina, dan melempar jumroh.

Dengan berpakaian ihram serba putih, seperti layaknya pelaksanaan ibadah haji sesungguhnya, mereka terlihat antusias mengikuti prosesi peragaan manasik haji yang dibimbing oleh guru mereka masing-masing. (afm/fid)

Populer